Dalam industri makanan, farmasi, dan kosmetik, menjaga suhu selama proses pencampuran adalah hal yang krusial. Oleh karena itu, banyak perusahaan kini semakin memperhatikan sistem tangki mixing. Nah, di sinilah pentingnya memahami jenis jacket pada tangki mixing, karena setiap jenis jaket mempunyai solusi berbeda tergantung kebutuhan prosesnya.
Dari kebutuhan paling dasar hingga proses yang memerlukan kontrol suhu dan fitur canggih, ada tiga tipe jacket yang umum digunakan: single jacket, double jacket, dan triple jacket. Masing-masing punya fungsi, kelebihan, dan area aplikasi yang berbeda. Mari kita bahas satu per satu secara ringkas tapi jelas.
Single Jacket pada Tangki Mixing: Simpel, Efisien, dan Ekonomis
Jenis ini adalah yang paling dasar. Lapisan luar tangki berfungsi sebagai jalur aliran media pemanas atau pendingin, seperti air panas, glycol, atau steam. Tidak banyak fitur tambahan, tapi cukup untuk kebutuhan produksi standar.

Kelebihan:
- Harga lebih terjangkau
- Desain lebih ringan dan mudah dirawat
- Cocok untuk proses suhu rendah
Aplikasi umum: Minuman ringan, larutan cair, atau bahan baku non-viskos.
Double Jacket pada Tangki Mixing: Kontrol Suhu Lebih Stabil

Double jacket sering disebut dimple jacket memiliki struktur khusus yang memperbesar area kontak panas. Ini membuat aliran panas atau dingin lebih efisien dan merata, cocok untuk bahan semi-padat atau yang butuh suhu stabil.
Kelebihan:
- Distribusi panas lebih optimal
- Minim risiko overheating
- Mendukung proses berulang
Aplikasi: Saus, pasta makanan, lotion, dan kosmetik berbasis emulsi.
Triple Jacket: Solusi untuk Proses Material Sensitif
Triple jacket menambahkan insulasi ekstra agar suhu tidak terpengaruh lingkungan luar. Teknologi ini sering digunakan di industri yang memerlukan sterilitas tinggi atau kontrol suhu presisi.

Kelebihan:
- Menjaga suhu tetap konstan
- Efisiensi energi lebih tinggi
- Minim kontaminasi silang termal
Aplikasi: Serum farmasi, produk steril, kosmetik.
Kesimpulan
Memilih jenis jacket pada tangki mixing yang tepat bisa jadi faktor penentu kualitas produk Anda. Jika salah memilih, bisa muncul risiko seperti suhu tidak stabil, pemborosan energi, atau bahkan kegagalan batch produksi.